MAKALAH PRODUKTIF
PENTANAHAN (GROUNDING)
DI
S
U
S
U
N
Oleh : Kelompok I
ALDI
RIFALDI
AKBAR
PRATAMA
AKBAR
ASIZ
A.
PAMMUSURENG Z.
SMKN 1 Liliriaja
3TITL2
SMKN 1 LILIRIAJA
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah swt. karena atas berkah danrahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah Distribusi Daya Listrik yang berjudul “Pentanahan”. Dalam makalah ini dibahas mengenai Sistem pentanahan pada saluran
distribusi.Kami menyadari sepenuhnya bahwa
dalam makalah ini masih terdapatkekurangan, untuk itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkandemi
kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.Untuk itu kami ucapkan banyak terimakasih.
Citta, 20
Januari 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Sampul …………………………………………………………………………………………………………………………………
i
Kata Pengantar
………………………………………………………………………………………………………………… ii
Daftar isi
………………………………………………………………………………………………………………………… iii
BAB
I : Pendahuluan
A.
Pendahuluan ………………………………………………………………………………………………………………… 1
B. Tujuan ……………………………………………………………………………………………………………………………
2
BAB
II : Pembahasan
A. Fungsi Pentanahan ………………………………………………………………………………………………………
3
B. Syarat-syarat sistem pentanahan yang efektif
………………………………………………… 4
C. Sifat dan Jenis-jenis tanah ……………………………………………………………………………………
5
D. Macam-macam Elektroda ………………………………………………………………………………………….
6
E. Nilai tahanan menurut PUIL …………………………………………………………………………………..
8
F. Faktor yang menentukan tahanan pentanahan
………………………….………………………… 9
BAB
III : PENUTUP
A.
Kesimpulan ……………………………………………………………………………..………………………………... 10
B. Saran ……………………………………………………………………………………………………………………………
10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Secara umum
pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi. Sistem
pentanahan yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan kualitas tenaga
listrik. Ilmu pertanahan sering kali dianggap remeh, padahal pentanahan yang
baik sangatlah penting.
Pada system tenaga
listrik, 70% s/d 80% yang terkena gangguan adalah pada sistem transmisi. Salah
satunya adalah gangguan ke tanah selain gangguan-gangguan lain seperti , surja
petir, kesalahan mekanis akibat retak-retak pada isolator, burung atau
daun-daun yang terbang dekat isolator gantung, debu-debu yang menempel pada
isolator, tegangan lebih dan gangguan hubung singkat.
Jika arus gangguan
lebih dari 5 A maka timbul busur listrik pada kontak-kontak antara kawat yang
terganggu dan tanah yang tidak dapat padam sendiri. Dan jika terdapat busur
tanah yang menetap, padam dan menyala, hal ini dapat membahayakan. Hal ini
disebabkan karena busur tanah tersebut merupakan gelombang berjalan yang
memiliki muka gelombang yang curam yang dapat membahayakan isolasi dari
alat-alat instalasi meskipun letaknya jauh dari titik gangguan.
B. Tujuan
Tujuan utama
pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance (tahanan
rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient
voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic
discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient
voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.
Menurut IEEE Std
142™-2007, tujuan system pentanahan adalah:
1)
Membatasi besarnya tegangan
terhadap bumi agar berada dalam batasan yang diperbolehkan
2)
Menyediakan jalur bagi aliran arus yang
dapat memberikan deteksi terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara
konduktor system dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya
peralatan otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Fungsi
Pentanahan
Definisi
grounding adalah sistem pentanahan yang berfungsi untuk
meniadakan beda potensial sehingga jika ada kebocoran tegangan atau arus akan
langsung dibuang ke bumi.
Fungsi grounding :
Ø Perlindungan dari tegangan tinggi
Grounding
dalam sistem instalasi listrik berungsi untuk mengurangi atau menghindari
bahaya yang disebabkan oleh tegangan tinggi.misalnya bahaya petir dengan
tegangan tinggi
Ø Penstabil tegangan
Grounding
dapat berfungsi untuk menstabilkan tegangan pada banyak sumber tegangan. Jika
tidak terdapat titik referensi umum untuk semua sumber tegangan, akan
terjadi kesulitan antar masing-masing hubungan
Ø Mengatasi arus yang lebih
Grounding
juga berfungs untuk mengatasi arus yang berlebih, karena sistem grounding ini
menyediakan level keselamatan baik kerusakan peralatan atau manusia
Sistem
grounding berfungsi
sebagai sarana mengalirkan arus petir
yang menyebar ke segala arah ke dalam tanah. Hal yang perlu diperhatikan dalam
perancangan sistem pentanahan adalah tidak timbulnya bahaya tegangan step dan
tegangan sentuh. Kriteria yang dituju dalam pembuatan sistem pentanahan adalah
bukannya rendahnya harga tahanan tanah akan tetapi dapat dihindarinya bahaya
seperti tersebut di depan.
Selain itu, kondisi tanah yang bagus
untuk grounding adalah tanah
yang basah. Grounding untuk
menyalurkan arus listrik imbas dari peralatan elektronik yang anda lindungi
dapat dibuat dengan cara membor tanah di tepi kantor anda sampai kedalaman
ditemukannya air. Masukanlah pipa ledeng ke dalam lubang tersebut. Dalam
mengerjakan pemboran tanah mintalah bantuan kepada tukang pembuat sumur bor
yang memiliki perangkat bor tanah yang lengkap.Pasanglah kabel tembaga khusus
ground, dengan dibagian ujungnya dipasang terlebih dahulu batang tembaga
sepanjang kurang lebih 1 - 1,5 meter.
Masukan batang tembaga kedalam lubang
sampai dasar lubang. Sisa kabel tembaga yang masih tampak di bagian ujung
lubang di permukaan tanah segera dihubungkan dengan kabel ground yang berasal
dari ruang kerja anda. Agar ujung kabel ground t ersebut tidak goyang ada
baiknya ujung lubang ground tersebut ditutup dengan semen, sehingga hanya
tampak ujung kabel tembaga saja diatasnya
B. SYARAT – SYARAT SISTEM PENTANAHAN YANG EFEKTIF
1.
Tahanan pentanahan harus memenuhi
syarat yang di inginkan untuk suatu keperluan pemakaian
2.
Elektroda yang ditanam dalam tanah
harus :
Ø Bahan
Konduktor yang baik
Ø Tahan
Korosi
Ø Cukup
Kuat
3.
Elektroda harus mempunyai kontak yang
baik dengan tanah sekelilingnya.
5.
Biaya pemasangan serendah mungkin.
C.
SIFAT DAN JENIS-JENIS TANAH
TAHANAN JENIS TANAH (ρ)
Dari rumus untuk menentukan tahanan
tanah dari statu elektroda yang hemispherical R =
ρ/2πr terlihat bahwa tahanan pentanahan berbanding lurus dengan besarnya
ρ. Untuk berbagai tempat harga ρ ini tidak sama dan tergantung pada beberapa
faktor :
- sifat geologi tanah
- Komposisi zat kimia dalam tanah
- Kandungan air tanah
- Temperatur tanah
- Selain itu faktor perubahan musim juga mempengaruhinya.
SIFAT GEOLOGI TANAH
Ini merupakan faktor utama yang
menentukan tahanan jenis tanah. Bahan dasar dari pada tanah relatif bersifat
bukan penghantar. Tanah liat umumnya mempunyai tahanan jenis terendah, sedang
batu-batuan dan quartz bersifat sebagai insulator.
Tabel dibawah ini
menunjukkan harga-harga ( ρ ) dari berbagai jenis tanah.
No.
|
JENIS
TANAH
|
TAHANAN
JENIS TANAH( ohm.meter )
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Tanah
yang mengandung air garam
Rawa
Tanah
liat
Pasir
Basah
Batu-batu
kerikil basah
Pasir
dan batu krikil kering
Batu
|
5
– 6
30
100
200
500
1000
3000
|
D. MACAM-MACAM ELEKTRODA
1.Elektoda
·
Terpisah (separate)
Fungsi
dari pada elektroda pH sebagai elektroda
utama, sehingga jika ingin digunakan harus ada referensi dalam menggunakannya.
·
Gabung (combine)
Fungsi
elektroda
utama yang direferensikan menjadi satu dalam elektroda,
dan elektroda jenis ini yang biasanya sering di temui di masyarakat.
2.
Elektroda Logam:
·
Terpisah (separate)
a.
elektroda potensiometri bila dikombinasikan dengan elektroda dengan logam
tunggal, bahan perak pada umumnya digunakan untuk
argentometri dan platina atau emas untuk titrasi .
b. elektroda
dengan logam ganda digunakan sebagai elektroda indicator pada voltametri atau
amperometri, yang umum digunakan pada penetapan kadar air metoda Karl Fischer.
·
Gabung (combine)
Elektroda
gabung perak digunakan untuk titrasi Argentometri dan elektroda gabung platina
atau emas untuk titrasi dan pengukuran reduksi-oksidasi.
3.
elektroda ion selektif
Elektroda
ion bias terdeteksi ion-ion tertentu yang sesuai dengan sensor atau membrannya,
Yang umum dipakai untuk jenis membrane ini adalah membrane gelas untuk ion H+
dan Na+, membrane Kristal untuk ion-ion Ca++, K+, NO4-, BF4- dan Surfaktan.
4.
elektroda referensi
Fungsi elektroda
yang menjadi referensi dari elektroda utama. Elektroda
referensi memberikan tegangan yang konstan serta tidak mengandalkan dari
komposisi larutan. Maka dari itu dibuatlah konduktor logam
yang ada kaitannya dengan garam, logam itulah serta larutan yang menjadi komposisi
tetapnya. Yang umum digunakan sebagai elektrodareferensi
adalah kalomel (Hg/Hg2Cl2), elektroda referensi Hg/Hg2SO4 dan elektroda
referensi Ag/AgCl.
5. elektroda karbon
Elektroda ini berfungsi sebagai
elektroda utama pada pengukuran atau titrasi redoks. Atau sebagai elektroda
bantu dan elektroda referensi pada beberapa metode titrasi.
6.
sel-sel konduktifitas,
Terbagi menjadi 4 macam berdasarkan
fungsi dan konstruksinya yaitu:
1.
Imersi, sel ini untuk pengukuran
konduktansi secara umum tetapi juga digunakan untuk titrasi
2.
Pipet, untuk pengukuran contoh yang
statis atau dinamis lambat
3.
Titrasi, untuk pengukuran sebagai alat
bantu deteksi pada tittrasi
4.
Sel jones, untuk pengukuran contoh yag
mengalir dengan konduktifitas rendah sampai tinggi sekali.
5.
Sel-sel konduktifitas dilapisi oleh
platina hitam,agar permukaannya lebih peka terhadap ion-ion dalam contoh, juga
untuk menghindari efek polarisasi pada contoh dengan konduktifitas tinggi. Sel
konduktifitas jenis imersi dikelilingi oleh tabung gelas untuk mencegah
kesalahan pengukuran, karena pengukuran konduktifitas harus dengan volume
contoh yang tetap untuk menghindari perubahan distribusi
ion-ion dalam larutan contoh
E. NILAI TAHANAN MENURUT PUIL
Grounding
adalah penghubung bagian-bagian peralatan listrik yang pada keadaan normal
tidak dialiri arus. Tujuannya adalah untuk membatasi tegangan antara
bagian-bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian-bagian ini
dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman untuk semua kondisi operasi,
baik kondisi normal maupun saat terjadinya gangguan (trouble).
Kontinuitas
penyaluran tenaga listrik sangat tergantung dari keandalan sistem groundingnya.
Sebuah bangunan gedung agar terhindar dari bahaya sambaran petir dibutuhkan
nilai tahanan grounding <5 ohm (PUIL 2000), sedangkan untuk grounding
peralatan-peralatan elekronika dibutuhkan nilai tahanan grounding <3 ohm
bahkan beberapa perangkat membutuhkan nilai tahanan grounding <1 ohm. Untuk
mendapatkan nilai tahanan grounding yang sekecil mungkin sangat sulit, karena
nilai tahanan grounding dipengaruhi beberapa factor seperti : jenis tanah,
jenis sistem grounding, suhu dan kelembaban, kandungan elektrolit tanah dan
lainlain.
Untuk
dapat memperkecil nilai tahanan grounding dapat dilakukan dengan penambahan zat
aditip pada tanah. Zat aditip tersebut dapat berupa garam, bentonit, air,
serbuk besi dan lain-lain. Namun zat aditif tersebut memiliki keterbatasan
umur. Zat aditif tidak dapat berfungsi dengan baik pada waktu yang cukup lama.
Sebuah sistem grounding harus dievaluasi setiap 6 bulan untuk mengetahui
kelayakan operasi sistem grounding untuk dapat dilanjutkan (PUIL,2000) akibat
penurunan kualitas tahanan grounding.
F. FATKOR YANG MENENTUKAN
TAHANAN PENTANAHAN
Tahanan
pentanahan suatu elektroda tergantung pada tiga faktor :
- Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke peralatan yang ditanahkan.
- Tahan kontak antara elektroda dengan tanah.
- Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.
Namun
demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan, akan tetapi tahanan
kawat penghantar yang menghubungkan keperalatan akan mempunyai impedansi yang
tinggi terhadap impuls frekuensi tinggi seperti misal pada saat terjadi
lightningdischarge. Untuk menghindarinya, sambungan ini di usahakan dibuat
sependek mungkin.
Dari
ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan
sekeliling elektroda atau dengan kata lain tahanan jenis tanah (ρ).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi yang bertujuan untuk mempertahankan potensial bumi pada konduktor yang terhubung dan mengalirkan arus tanah menuju dan dari bumi
- Dampak kegagalan pentanahan terhadap kualitas tenaga listrik adalah level tegangan swell dan sag, perambatan transien, harmonisa, ketidakstabilan beban fasa, penurunan tegangan
- Pentanahan pada gardu induk harus memperhitungkan tahanan jenis tanah, tata letak, arus fibrasi, jumlah batang pentanahan yang diperlukan, arus gangguan hubung tanah, tahanan batang, ukuran konduktor kisi-kisi, tegangan sentuh, tegangan kisi-kisi (grid), tegangan mesh, tegangan langkah yang diijinkan, tegangan langkah yang sebenarnya, tegangan transfer.
- Bahaya yang timbul pada gardu induk akibat gangguan tanah adalah terjadinya tegangan sentuh, tegangan langkah dan tegangan pindah yang membahayakan instalasi dan manusia di sekitarnya.
- Pentanahan gardu induk di Indonesia menggunakan pentanahan dengan tahanan 12 Ohm, 40 Ohm, 50 Ohm, pentanahan langsung dan tanpa pentanahan.
B. Saran
Dari uraian tentang
pentanahan yang telah dijelaskan, untuk meningkatkan kualitas tenaga listrik,
pentanahan yang baik sangat dibutuhkan. karena pentanahan yang baik dapat
mereduksi gangguan-gangguan system transmisi yang dapat menyebabkan penurunan
kualitas tenaga listrik ke konsumen seperti swell, sag, turun tegangan, dan
transien.